Advertisemen
Takdir ada empat macam. Namun,
semuanya kembali kepada takdir yang ditentukan pada zaman azali dan kembali
kepada Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu. Keempat macam takdir tersebut
adalah sebagai berikut.
Pertama, Takdir Umum (Takdir Azali).
Takdir yang meliputi segala sesuatu dalam lima puluh ribu tahun sebelum
diciptakannya langit dan bumi. Di saat Allah SWT memerintahkan al-Qalam (pena)
untuk menuliskan segala sesuatu yang terjadi dan yang belum terjadi sampai hari
kiamat. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut ini.
“Tiada suatu bencana pun
yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
(al-Hadiid: 22)
“Allah-lah yang telah
menuliskan takdir segala makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum diciptakan
langit dan bumi. Beliau bersabda, ‘Dan ‘Arsy-Nya berada di atas air.” (HR Muslim)
Kedua, Takdir Umuri.
Yaitu takdir yang diberlakukan atas manusia pada awal penciptaannya ketika
pembentukan air sperma (usia empat bulan) dan bersifat umum. Takdir ini
mencakup rizki, ajal, kebahagiaan, dan kesengsaraan. Hal ini didasarkan sabda
Rasulullah saw. berikut ini.
“…Kemudian Allah mengutus
seorang malaikat yang diperintahkan untuk meniupkan ruhnya dan mencatat empat
perkara: rizki, ajal, sengsara, atau bahagia... .” (HR Bukhari)
Ketiga, Takdir Samawi. Yaitu
takdir yang dicatat pada malam Lailatul Qadar setiap tahun. Perhatikan firman
Allah berikut ini.
“Pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”
(ad-Dukhaan: 4-5)
Ahli tafsir menyebutkan bahwa
pada malam itu dicatat dan ditulis semua yang akan terjadi dalam setahun, mulai
dari kebaikan, keburukan, rizki, ajal, dan lain-lain yang berkaitan dengan
peristiwa dan kejadian dalam setahun. Hal ini sebelumnya telah dicatat pada
Lauh Mahfudz.
Keempat, Takdir Yaumi.
Yaitu takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan terjadi dalam
satu hari; mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan, mengampuni
dosa, menghilangkan kesusahan, dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan
firman Allah,
“Semua yang ada di langit
dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (ar-Rahmaan: 29)
Ketiga
takdir yang terakhir tersebut, kembali kepada takdir azali: takdir yang telah
ditentukan dan ditetapkan dalam Lauh Mahfudz.
Add Comments